Nama binatang seringkali digunakan untuk mewakili karakter/gaya hidup manusia. Contohnya: ular seringkali menggambarkan kelicikan manusia; kancil seringkali mendeskripsikan kecerdikan manusia; Babi juga acapkali digunakan untuk menggambarkan sifat malas dari manusia; keledai seringkali disama dengan kebodohan yang dimiliki oleh manusia; kuda seringkali digunakan untuk menggambarkan kekuatan manusia.
Di dalam kebudayaan orang-orang cinapun, kita menemukan suatu kebudayaan untuk menghubungkan manusia dengan binatang. Ada orang yang lahir pada tahun ayam, pada umumnya orangnya akan rajin. Ada orang yang lahir pada tahun babi, pada umumnya orangnya akan bersifat malas. Bahkan mereka juga seringkali menyamakan Tahun binatang tersebut sebagai berkat, contohnya: waktu Tahun "Naga Emas" banyak orang-orang cina hendak mempunyai anak lagi, karena mereka percaya siapa yang lahir pada tahun itu akan menjadi orang yang kaya dan sukses.
Amsal 10: 26; 13: 4; 15:19; 18:9; 19:15; 22:13; 26:13, 14,16. Dalam kitab Amsal, kita melihat perbandingan antara orang malas dengan orang rajin. Pd pasal 10: 26, pemalas digambarkan seperti cuka bagi mulut dan asap bagi mata. Jadi orang malas adalah sesuatu yg tidak berguna. Ps 26: 14 memberikan karakteristik yg berbeda mengenai orang malas. Ps 26: 13, jg menggambarkan orang malas yg suka berbohong atau omong besar utk menutupi kemalasannya. Ps 26: 16, org malas yg suka berhayal dan bermimpi, sehingga menimbulkan kesan bahwa dia begitu pintar dan bijaksana.
Pd pagi hari ini, kita harus merendahkan hati dan belajar dari binatang-bintang yg mungkin dalam pemikiran kita tidak mempunyai kelebihan sama sekali. Mari kita melihat Kitab Amsal 6: 6 - 11.
Semut mengajarkan kita untuk hidup dalam komunitas/kerja sama/tahu fungsinya masing-masing (ayat 7)
Semut mempunyai dua lambung. Ketika mereka mencari makan, mereka mengisi kedua lambungnya sampai penuh. Lambung yg satu untuk dirinya sendiri dan lambung yang lainnya untuk sesamanya. Ketika seekor semut menemukan makanan dan ia tidak mampu membawanya, ia akan memanggil teman-temannya untuk menolongnya membawa makanan tersebut. Bukan itu saja, di dalam dunia semutpun sudah ada pembagian kerja. Semut-semut yang berbadan besar akan mencari makan, semut-semut yang berbadan sdg akan menjadi serdadu/tentara, semut-semut yg berbadan kecil bertugas untuk memberi makan bayi-bayi semut. Dr semua ini kita belajar banyak, bahwa kita harus hidup di dalam komunitas, saling kerja sama, saling memperdulikan sesama, dan pada saat yg sama, kita juga menjalan tugas-tugas dan kewajiban-kewajiban kita masing-masing. Bagaimana dengan kita? Sebagai tubuh kristus, apa kita sdh saling peduli satu dengan yng lain? Apa kita saling memperhatikan satu dengan yang lain? Atau malah kita saling cuek dan tidak peduli akan apa yang terjadi dengan saudara-saudara kita? Sebagai jemaat tuhan, apakah kita sdh melakukan bagian-bagian kita? Sudah kita menjalankan tugas-tugas dan kewajiban-kewajiban kita sebagai tubuh kristus, shg org di luar sana dapat melihat kemuliaan Tuhan di dalam gereja dan melalui kebersamaan kita.
Kita hrs Mempersiapkan masa depan kita (ayat 8)
Semut selalu merencanakan masa depannya. Mereka tidak hanya berpikir untuk hidup hari ini saja, tetapi pada saat yang sama mereka juga berpikir mengenai kelangsungan hidup pada masa depan mereka. Teks kita menuliskan bahwa semut mempersiapkan makanan pada musim panas/panen, karena mereka tahu ada saat di musim salju, mereka tidak dapat keluar dan mencari makan. Bagaimana dengan kita? Terkadang kita, yang disebut mahkluk ciptaan Tuhan yang paling pintar dan berhikmat seringkali tidak pernah berpikir mengenai masa depan kita, bahkan tidak merencanakan masa depan kita. Bahkan mungkin kita seringkali beralibi: bukankah Tuhan yang memegang masa depan kita. Jadi buat apa kita takut dan ragu lagi mengenai masa depan kita. Namun pada pagi hari ini, saya ingin menekan sesuatu: Walaupun kita tahu dan percaya bahwa Tuhan memegang masa depan kita, kita tetap harus berpikir, merancang dan mempersiapkan masa depan kita. John Maxwell pernah berkata: ketika kita gagal membuat suatu perencanaan, itu berarti kita telah merancangkan kegagalan untuk masa depan kita.
Semut mengajarkan Kita untuk tidak boleh menunda pekerjaan/kewajiban/tugas kita
Semut tidak pernah menunda pekerjaan. Kalau kita menghancurkan sarang/rumah semut pada hari ini, maka pada hari ini juga dia akan membangun rumahnya. Bukankah seringkali tingkah laku kita berlawanan dengan sifat semut ini. kita seringkali menunda pekerjaan kita/tugas/kewajiban kita.
Semut mengajarkan kita untuk memiliki kehidupan yang digerakkan oleh tujuan
semut selalu dimotivasi/digerakan oleh tujuannya. Motivasi yg mendorong semut adalah makanan. Semut akan selalu mencari makanan untuk mempertahakan kelangsungan hidupnya. Betapun sulitnya, mereka akan mencoba untuk mendapatkannya. Kalau diseberang aliran air ada makanan, maka mereka membuat saluran/terowongan dibawah aliran air tersebut. Kalau diseberang sungai sana ada makanan, keadaan itu tidak menghambat semut untuk mendapatkannya, mereka akan menggerakan batu dan mereka akan menggantungkan diri mereka di sana, sehingga mrk akan tiba di seberang sungai tersebut. Bukankah kita seharusnya lebih berhikmat drpd semut. Kalau semut hanya dimotivasikan oleh makanan. Kita dimotivasi dengan tujuan yg lebih tinggi dan bermakna kekal, yaitu memuliakan Tuhan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar