1. pada umumnya, ketika kita membeli sesuatu barang, maka kita membandingkan harga barang itu dengan kualitas barang itu. Dengan kata lain, apakah harga itu pantas untuk kualitas barang seperti itu? Kalau kita beranggapan bahwa barang itu pantas, maka kitapun dapat dipastikan akan membelinya. Namun kalau kita beranggapan bahwa itu tidak pantas, maka kita pasti tidak akan mau membelinya.
2. Seorang atlet selalu beranggapan bahwa dia harus juara dalam setiap kejuaraan yang dia ikuti. Oleh karena itu, ia bekerja keras dengan harapan suatu hari kelak dia akan juara dalam setiap kejuaraan. Dia berlatih keras dan berdisplin setiap hari. Dengan kata lain, ia beranggapan bahwa kerja dan berlatih keras adalah harga yang pantas yang ia lakukan agar ia dapat meraih gelar juara. Tidak pernah ada yang juara yang belum pernah membayar harganya. Setiap juara selalu beranggapan bahwa harga itu adalah pantas.
Kalimat pernyataan: Mengikuti panggilan Jesus adalah harga yang sangat mahal atau termahal di dalam dunia.
Kalimat Tanya: Apakah harga – harga tersebut dan apakah harga itu pantas bagi kita?
1. Harga untuk siap menderita (ayat 19 – 20).
Dengan pernyataan ini, Yesus sedang menekan prinsip bahwa mengikuti Tuhan Yesus bukanlah pekerjaan yang mudah dan gampang. Kalau kita hendak ubah kalimat dari jawaban Yesus, Maka kita mungkin akan mendengar bahwa Yesus berkata seperti ini:
a. Hai Ahli Taurat, sebelum engkau mengikuti Aku, hendaklah engkau menyadari apa yang engkau lakukan.
b. Hai Ahli Taurat, sebelum engkau mengikuti Aku, hendaklah engkau menyadari betapa mahal harga yang harus engkau bayar.
- Dengan jawaban ini, Yesus hendak mengatakan bahwa jalan itu tidak mudah dan gampang.
- Dengan jawaban itu, Yesus tidak menginginkan adanya pengikut yang hanya terseret oleh emosi yang kuat yang hanya bersifat sementara.
- Yesus tidak menginginkan pengikut yang hangat – hangat tahi ayam, mudah terkobar semangatnya dan mudah juga segera padam.
- Namun, Yesus menginginkan agar para pengikut-Nya benar – benar menyadari bahwa harga itu mahal adanya. Yesus selalu berbicara mengenai salib. Para orang – orang ternama selalu mencoba membunuh Yesus. Para orang – orang ternama juga selalu menghina dan mengumpat Yesus. Oleh karena betapa berat beban itu, Yesus mengatakan kepada murid – murid-Nya bahwa mereka yang siap menderita.
Sadhu Sundar Singh menjadi saksi bahwa Dia rela menderita untuk Yesus. Ayahnya mengusirnya dari rumah. Bukan hanya itu, ayahnya memberikan minuman yang berisi racun yang mematikan kepadanya.
Paulus juga menjadi saksi yang menyatakan bahwa dalam mengikuti Yesus, ia harus menghadapi banyak tantangan. Tantangan dari orang yahudi sendiri. Dia pernah disiksa. Dia pernah dilempar batu sampai mati.
Bagaimana dengan kita?
Kita yang ada di tempat adalah orang – orang yang telah meresponi panggilan Tuhan dalam kehidupan kita. Namun sadarilah, jalan itu tidak mudah. Jalan itu membutuhkan pengorbanan. Respon itu membutuhkan ketabahan dan kesabaran. Mungkin dalam menanggapi respon ini, kita harus terpisah dari keluarga. Mungkin dalam menjalani panggilan ini, kita harus meninggalkan teman – teman kita yang terbaik. Sadarilah bahwa jalan itu tidak mudah dan gampang.
2. Panggilan itu memerlukan komitment yang lebih tinggi dari komitment yang lain
Dalam cerita orang yahudi, kalimat ini “Ikutlah Aku dan biarlah orang – orang mati menguburkan orang – orang mati,” bukanlah kalimat yang kasar dan pedas. Kalimat ini berasal dari peribahasa orang Ibrani: “Seperti membiarkan orang mati menguburkan orang mati.” Artinya adalah perbuatan itu berarti perbuatan yang sangat tidak bertanggung jawab, sebab dalam masyarakat Yahudi mengurus pemakaman merupakan tanggung jawab kepada keluarga dan komunitas. Melakukan pemakaman secara baik dinilai sangat penting. Tidak ada anak dalam masyarakat Yahudi yang akan menelantarkan pemakaman orangtuanya. Sebagai komunitas Yahudi, Tuhan Yesus tahu betul adat yang berlaku dalam hal ini: penguburan orang meninggal adalah perkara yang sangat penting.
Lalu disini Tuhan Yesus berkata: “Ikutlah aku, biarlah orang mati menguburkan orang mati.” Maksud-Nya: menguburkan orang mati adalah tindakan yang sangat penting dan mengikuti Yesus adalah lebih penting dari yang terpenting yang ada di dalam di dunia ini
Berjalan di belakang Yesus memang merupakan keputusan yang sangat menentukan dan perbuatan yang akan mempengaruhi seluruh kehidupan kita. Mengikut Yesus adalah lebih luhur dari apa yang selama ini kita hargai sebagai yang paling luhur, yaitu menghormati orangtua, dan mencintai keluarga kita. Mengikut Yesus meminta komitment dan kesungguhan melebihi segala komitment dan kesungguhan yang sedang kita jalan selama ini.
Namun yang menjadi pertanyaan: apakah harga itu pantas? Harga itu adalah pantas, karena ayat – ayat sebelum dari perikop ini menggambarkan siapa Yesus yang kita layani:
a. Dia, Tuhan yang berkuasa kuasa penyakit (8: 1 – 4; 5 – 13; 14 – 17; 9: 1 – 8; 14 – 17; 18 – 26; 27 – 31; 32 – 34)
b. Dia, Tuhan yang kemampuan-Nya melampaui kuasa alam semesta (8: 23 – 27)
c. Dia, Tuhan yang memiliki kuasa lebih besar dan lebih dashyat dari kuasa setan (8: 28 – 34)
d. Dia, Tuhan yang mempunyai belas kasihan kepada umat manusia (9: 35 – 36)
Matius, penulis beranggapan bahwa harga itu pantas karena pada pasal 9: 9 – 13, Matius menjadi pengikut Yesus.
Bagaimana dengan kita?
- Mungkin diantara yang beranggapan bahwa harga itu terlalu berat dan tidak layak. Namun pada pagi hari ini, saya hendak mengatakan bahwa harga itu pantas.
- Mungkin pada pagi hari, ada juga yang beranggapan bahwa panggilan itu terlalu hina dan tidak layak untuk dijalani, tetapi saya ingin mengatakan bahwa panggilan itu adalah panggilan yang termulia dari termulia yang ada didunia ini. panggilan itu adalah panggilan yang teragung dari yang teragung yang ada di dunia ini.
- Mungkin di antara kita, ada yang menyesal karena telah memberikan kehidupan ini kepada Tuhan, tetapi saya ingin mengatakan dibalik harga yang mahal itu adalah mahkota untuk kita.
- Berjalan di belakang Yesus berkonsekuensi meninggalkan banyak hal yang lama, namun di lain pihak kita akan menerima banyak hal yang baru
Kata – kata hikmat di Indosiar: kalau pekerjaan itu layak dikerjakan, mari kita kerjakan pekerjaan itu. Hal mengikuti Yesus dan hal meresponi panggilan itu adalah pekerjaan yang lebih layak dari pekerjaan yang layak ada di dunia ini, oleh karena itu mari kita kerjakan pekerjaan itu.
Aku takkan melupakan kasih setia-Mu
Aku takkan meninggalkan panggilan-Mu, Tuhan
Terlalu mulia
Oh Sungguh berharga
Menjadi Hamba Sang Pencipta
Oh Sungguh Mulia.