Pendahuluan
Cerita Chinese kuno: Wang Li, seorang murid yang miskin, tidak dapat membeli sebuah mangkok nasi sekalipun. Untuk beberapa hari ia berjalan berkeling dengan perut yang lapar. Suatu hari, tuan yang mempunyai kedai the berkata kepada Wang Li, "engkau boleh makan di kedai rumahku setiap hari." Wang Li menjawab, "tetapi saya tidak dapat membayarnya." Pemilik kedai berkata "saya tahu, tetapi jangan takut. Saya yang akan membayarnya." Hari lepas hari, minggu lepas minggu, Wang Li makan di kedai the tersebut. Namun pada suatu hari, Wang Li hendak meninggalkan kota itu, lalu ia berkata "saya tidak dapat membayar semua makanan yang telah saya makan, tetapi saya akan memberi bapak sesuatu yang sangat special." Wang Li mengambar sebuah gambar dari seekor burung bangau yang indah yang beraada di atas tembok. Kemudain Wang Li berkata kepada pemilik kedai teh tersebut, "bapak, burung bangau ini akan membuat engkau kaya." Ketika semua tamumu sedang duduk bersama, minta mereka untuk bertepuk tangan sebanyak tiga kali. Setelah itu, burung bangau akan berjalan ke luar dari tembok dan menari. Namun, ingat, hanya ketika mereka (orang banyak) menyaksikan bersama-sama. Jika engkau mengijinkan hanya satu orang saja yang menikmatinya, maka burung bangau itu tidak akan menari lagi."
Kemudian Wang Li meninggalkan kota itu. Dengan cepat sekali, berita mengenai gambar burung bangau yang dapat menari diketahui oleh setiap orang yang ada di kota itu. Banyak orang datang untuk menyaksikan keajaiban itu. Dalam sekejap pemilik kedai the menjadi seorang jutawan yang baru. Namun pada suatu hari, kedai teh kedatangan seorang tamu yang sangat kaya. Tamu ini berkata kepada pemilik kedai teh tersebut, "saya hendak menonton gambar burung bangau tersebut, tetapi saya hanya mau menonton itu sendiri." Pada mulanya, pemilik ini berkata tidak, namun setelah terjadi perdebatan yang sangat sengit, saudagar kaya ini, mengeluarkan sejumlah yang sangat besar dan berkata, "kalau engkau mengijinkan saya menyaksikan pertunjukan itu sendiri, uang ini akan menjadi milikmu semuanya."
Pemilik kedai tersebut merasa tergoda, walaupun dalam pikiran keinginan itu berdebat dengan perkataan Wang Li. Namun ia mengambil kesimpulan untuk memberi kesempatan itu kepada saudagar kaya. Lalu pemilik kedai the meminta pelanggan yang lain untuk keluar. Setelah saudagar kaya itu bersiap - siap untuk menonton. Lalu ia menepuk tangannya sebanyak tiga kali, apa yang terjadi? (minta respon dari pendengar?) burung bangau dengan muka yang muram mengoyang - goyang kepala dan melihat sekelilingnya. "Di mana penonton yang lain? Di mana anak laki-laki dan perempuan yang ingin tahu, yang menonton dengan saya dengan sukacita, mata yang lebar, dan mulut yang terbuka?" kata burung bangau. Saudagar merasa tidak sabar untuk menyaksikan pertunjukan itu, lalu ia bertepuk tangan 3 kali, Apa yang terjadi? Dengan ragu - ragu, burung itu keluar lagi, berjalan berkeliling, lalu burung itu berdiri seperti sebuah patung. Pada sore hari itu, Wang Li kembali ke kota itu. Dengan gembira, ia hendak segera bertemu dengan Si pemilik kedai teh dan melihat gambar burung bangau itu. Lalu patung burung bangau itu bergerak dan berjalan ke arah Wang Li, kemudian kedua - keduanya menghilang pada sore hari itu.
Pesan Cerita: kebahagian itu harus dibagikan kepada orang lain. Jika kita memeliharanya hanya untuk diri kita sendiri, maka kebahagian itu akan lenyap.
Bukankah hal yang sama dengan apa yang harus kita perbuat untuk kristus. Kita telah memperoleh keselamatan itu. Keselamatan itu membuat kita bahagia. Oleh karena itu, kita harus bersaksi/berbagi/menceritakan keselamatan itu kepada orang lain. Masih banyak orang yang belum mendengar mengenai Yesus, sang penyelamat kita.
Pada pagi hari ini, saya akan membahas mengenai konsep dari bersaksi. Mari kita buka Injil Matius 28: 18 - 20.
1. Bersaksi bukanlah suatu paksaan melainkan suatu keharusan yang harus kita lakukan
pada ayat 19, Yesus memberi perintah kepada murid-murid-Nya yang adalah saksi hidup dari peristiwa kematian dan kebangkitan Tuhan Yesus.
Injil Markus 16: 15, Yesus memberi perintah kepada murid - murid-Nya untuk menjadi saksi yang mengabarkan kabar baik itu.
Dalam Ibrani pasal 2: 3 - 4 menggambarkan Tuhan sendiri telah bersaksi mengenai keselamatan itu.
Kalau kita melihat Kisah para Rasul 1: 8 dengan jelas mengatakan bahwa mereka adalah saksi yang akan menyaksi kabar baik itu ke seluruh dunia.
Kisah Para Rasul 8: 1 - 4, jelas - jelas menggambarkan bahwa walaupun dalam situasi yang sukar dan sulit, semua orang percaya tanpa kecuali bersaksi mengenai kabar baik kepada orang lain.
Yang menjadi pertanyaan, Kenapa para rasul dan gereja mula - mula mempunyai semangat untuk bersaksi? Karena mereka beranggapan bahwa ini adalah tugas yang harus dijalankan dan bukan suatu beban. Mereka beranggapan bahwa Tuhan yang memberikan mandat ini kepada mereka. Mari saudara-saudara sadarilah, bersaksi bukanlah suatu paksaan melainkan suatu tugas dan kewajiban yang harus kita lakukan, karena Tuhan yang telah memerintahkan kita untuk melakukan misi ini.
Billy Graham mengatakan bahwa 90% dari para anggota gereja sekarang tidak membagikan pengalamannya atau bersaksi kepada orang lain. Bukankah ini fakta yang sangat menyedihkan?
Danny Daniel mengatakan bahwa dua pertiga dari gereja - gereja injili tidak menawarkan kesempatan praktek penginjilan kepada para anggotanya. Dengan kata lain, dua pertiga dari gereja - gereja injili itu tidak juga mendorong jemaatnya untuk bersaksi.
2. Bersaksi memerlukan tindakan yang nyata
Kalau kita melihat pada ayat 19, jelas sekali bahwa goal dari Amanat Agung adalah menjadikan semua bangsa murid-Ku. Sebelum kita dapat menjadikan semua bangsa sebagai murid-Nya, kita harus mengambil suatu tindakan yang nyata, yaitu, menjadi saksi yang memberitakan kabar baik ini kepada orang lain. Jika kita tidak pernah mengambil tindakan untuk bersaksi, jangan berharap misi ini akan tercapai. Misi ini akan tercapai jika kita mengambil tindakan nyata untuk bersaksi mengenai kabar baik ini kepada orang lain yang belum kenal Tuhan secara pribadi.
malam misi international di APTS diberi tema :Mission cry (tangisan Misi): if not now, when? If not us, who? (jika bukan sekarang, kapan? Jika bukan kita, siapa?). Dengan kata lain, tema itu mengatakan: untuk menjadikan semua orang Indonesia menjadi milik Kristus, kita harus mengambil keputusan untuk menyampaikan kabar baik ini kepada orang - orang yang belum kenal Tuhan secara pribadi
mengambil tindakan bukan hanya berarti kita bersaksi dengan menggunakan kata - kata saja, tetapi kita juga dapat menggunakan gaya hidup sebagai alat untuk bersaksi. Kita dipanggil untuk bersaksi, yaitu dengan memperlihatkan gaya hidup Kristus dalam gaya hidup kita.
Di GSJA Cimahi, ada seorang wanita Tua yang bernama Ibu Yul (sekarang telah duduk dipangkuan Bapak di Surga). Ibu ini adalah ibu yang dipakai Tuhan untuk bersaksi kepada keluarga saya. Dia tinggal di tempat yang cukup jauh dari rumah saya, tetapi setiap sore hari dia selalu datang ke rumah saya dan bersaksi mengenai kristus). Selain itu, Gereja Cimahi mempunyai cabang SM dan POS PI di Gunung Bohong. Untuk pergi ke sana, bukanlah perjalanan yang mudah. Dia harus berjalan kaki selama kurang lebih 45 menit untuk sampai di tempat tersebut. Melalui pelayanannya, banyak orang dimenangkan bagi Tuhan. Bukan hanya itu saja, di gereja pusat dia selalu yang menghampiri jemaat baru. Jika dia bertemu dengan jemaat lain, dia selalu menanyakan keadaan mereka. Pada waktu dia meninggal dunia, semua orang yang hadir dalam acara pemakamannya merasa kehilangan yang sangat besar. Dia telah merancang sebuah baju untuk acara natal, namun dia belum sempat mengenakannya. Semua orang meminta penjahit untuk mengerjakan pakaian dengan cepat, karena banyak orang ingin memberikan penghargaan itu untuknya. Jemaat gereja mengenakan baju itu kepadanya sebagai tanda penghormatan terakhir yang dapat mereka berikan kepadanya. Kehilangan itu terasa ketika hari minggu tiba, jemaat tidak lagi melihat ada orang yang menghampiri jiwa baru. Tidak ada lagi orang yang selalu menanyakan bagaimana kabarmu? Tidak ada lagi orang yang selalu memberikan cium pipi kepada anak - anak yang pernah dididiknya? Sadarilah: Bersaksi menuntut suatu tindakan yang nyata
3. Dalam bersaksi, kita adalah patner kerja Allah (ayat 18 dan 20, Kisah para rasul 1:8)
Dalam teks - teks ini, kita menemukan bahwa kita adalah patner Allah. Allah tidak membiarkan kita sendiri untuk menjalankan proyek keselamatan ini.
ayat 18 mengatakan bahwa Dia yang memegang kekuasaan di surga dan di bumi.
Ayat 20 menyatakan bahwa Dia akan menyertai kita sampai kepada akhir zaman.
Kisah Para Rasul 1: 8 mengatakan bahwa Orang percaya akan menerima kuasa kalau Roh Kudus turun di atas kita.
Ibrani 2: 3- 4 (walaupun konteksnya berbeda, Namun di sana tersirat bahwa Allah turut bekerja untuk membantu para rekan-rekannya agar rekan - rekannya dapat menyelesaikan proyek ini. jadi saudara ketahuilah bahwa kita tidak sendiri dalam menyelesaikan proyek keselamatan ini, karena Allah bekerja bersama - sama dengan kita.
Bersaksi adalah soal kerja sama kita dengan Allah
Bersaksi adalah soal kita dimampukan oleh Allah
Bersaksi bukan sekedar soal kecakapan kita sendiri, melainkan kecakapan yang berdasarkan kesediaan kita dipakai oleh Tuhan.
Jadi mari kita menjadi pelaku - pelaku dari proyek keselamatan ini. kita akan menjadi agent - agent dari proyek ini kalau kita mengambil tindakan untuk menyampaikan kabar baik ini kepada orang - orang yang belum pernah mendengarnya.
Cerita Chinese kuno: Wang Li, seorang murid yang miskin, tidak dapat membeli sebuah mangkok nasi sekalipun. Untuk beberapa hari ia berjalan berkeling dengan perut yang lapar. Suatu hari, tuan yang mempunyai kedai the berkata kepada Wang Li, "engkau boleh makan di kedai rumahku setiap hari." Wang Li menjawab, "tetapi saya tidak dapat membayarnya." Pemilik kedai berkata "saya tahu, tetapi jangan takut. Saya yang akan membayarnya." Hari lepas hari, minggu lepas minggu, Wang Li makan di kedai the tersebut. Namun pada suatu hari, Wang Li hendak meninggalkan kota itu, lalu ia berkata "saya tidak dapat membayar semua makanan yang telah saya makan, tetapi saya akan memberi bapak sesuatu yang sangat special." Wang Li mengambar sebuah gambar dari seekor burung bangau yang indah yang beraada di atas tembok. Kemudain Wang Li berkata kepada pemilik kedai teh tersebut, "bapak, burung bangau ini akan membuat engkau kaya." Ketika semua tamumu sedang duduk bersama, minta mereka untuk bertepuk tangan sebanyak tiga kali. Setelah itu, burung bangau akan berjalan ke luar dari tembok dan menari. Namun, ingat, hanya ketika mereka (orang banyak) menyaksikan bersama-sama. Jika engkau mengijinkan hanya satu orang saja yang menikmatinya, maka burung bangau itu tidak akan menari lagi."
Kemudian Wang Li meninggalkan kota itu. Dengan cepat sekali, berita mengenai gambar burung bangau yang dapat menari diketahui oleh setiap orang yang ada di kota itu. Banyak orang datang untuk menyaksikan keajaiban itu. Dalam sekejap pemilik kedai the menjadi seorang jutawan yang baru. Namun pada suatu hari, kedai teh kedatangan seorang tamu yang sangat kaya. Tamu ini berkata kepada pemilik kedai teh tersebut, "saya hendak menonton gambar burung bangau tersebut, tetapi saya hanya mau menonton itu sendiri." Pada mulanya, pemilik ini berkata tidak, namun setelah terjadi perdebatan yang sangat sengit, saudagar kaya ini, mengeluarkan sejumlah yang sangat besar dan berkata, "kalau engkau mengijinkan saya menyaksikan pertunjukan itu sendiri, uang ini akan menjadi milikmu semuanya."
Pemilik kedai tersebut merasa tergoda, walaupun dalam pikiran keinginan itu berdebat dengan perkataan Wang Li. Namun ia mengambil kesimpulan untuk memberi kesempatan itu kepada saudagar kaya. Lalu pemilik kedai the meminta pelanggan yang lain untuk keluar. Setelah saudagar kaya itu bersiap - siap untuk menonton. Lalu ia menepuk tangannya sebanyak tiga kali, apa yang terjadi? (minta respon dari pendengar?) burung bangau dengan muka yang muram mengoyang - goyang kepala dan melihat sekelilingnya. "Di mana penonton yang lain? Di mana anak laki-laki dan perempuan yang ingin tahu, yang menonton dengan saya dengan sukacita, mata yang lebar, dan mulut yang terbuka?" kata burung bangau. Saudagar merasa tidak sabar untuk menyaksikan pertunjukan itu, lalu ia bertepuk tangan 3 kali, Apa yang terjadi? Dengan ragu - ragu, burung itu keluar lagi, berjalan berkeliling, lalu burung itu berdiri seperti sebuah patung. Pada sore hari itu, Wang Li kembali ke kota itu. Dengan gembira, ia hendak segera bertemu dengan Si pemilik kedai teh dan melihat gambar burung bangau itu. Lalu patung burung bangau itu bergerak dan berjalan ke arah Wang Li, kemudian kedua - keduanya menghilang pada sore hari itu.
Pesan Cerita: kebahagian itu harus dibagikan kepada orang lain. Jika kita memeliharanya hanya untuk diri kita sendiri, maka kebahagian itu akan lenyap.
Bukankah hal yang sama dengan apa yang harus kita perbuat untuk kristus. Kita telah memperoleh keselamatan itu. Keselamatan itu membuat kita bahagia. Oleh karena itu, kita harus bersaksi/berbagi/menceritakan keselamatan itu kepada orang lain. Masih banyak orang yang belum mendengar mengenai Yesus, sang penyelamat kita.
Pada pagi hari ini, saya akan membahas mengenai konsep dari bersaksi. Mari kita buka Injil Matius 28: 18 - 20.
1. Bersaksi bukanlah suatu paksaan melainkan suatu keharusan yang harus kita lakukan
pada ayat 19, Yesus memberi perintah kepada murid-murid-Nya yang adalah saksi hidup dari peristiwa kematian dan kebangkitan Tuhan Yesus.
Injil Markus 16: 15, Yesus memberi perintah kepada murid - murid-Nya untuk menjadi saksi yang mengabarkan kabar baik itu.
Dalam Ibrani pasal 2: 3 - 4 menggambarkan Tuhan sendiri telah bersaksi mengenai keselamatan itu.
Kalau kita melihat Kisah para Rasul 1: 8 dengan jelas mengatakan bahwa mereka adalah saksi yang akan menyaksi kabar baik itu ke seluruh dunia.
Kisah Para Rasul 8: 1 - 4, jelas - jelas menggambarkan bahwa walaupun dalam situasi yang sukar dan sulit, semua orang percaya tanpa kecuali bersaksi mengenai kabar baik kepada orang lain.
Yang menjadi pertanyaan, Kenapa para rasul dan gereja mula - mula mempunyai semangat untuk bersaksi? Karena mereka beranggapan bahwa ini adalah tugas yang harus dijalankan dan bukan suatu beban. Mereka beranggapan bahwa Tuhan yang memberikan mandat ini kepada mereka. Mari saudara-saudara sadarilah, bersaksi bukanlah suatu paksaan melainkan suatu tugas dan kewajiban yang harus kita lakukan, karena Tuhan yang telah memerintahkan kita untuk melakukan misi ini.
Billy Graham mengatakan bahwa 90% dari para anggota gereja sekarang tidak membagikan pengalamannya atau bersaksi kepada orang lain. Bukankah ini fakta yang sangat menyedihkan?
Danny Daniel mengatakan bahwa dua pertiga dari gereja - gereja injili tidak menawarkan kesempatan praktek penginjilan kepada para anggotanya. Dengan kata lain, dua pertiga dari gereja - gereja injili itu tidak juga mendorong jemaatnya untuk bersaksi.
2. Bersaksi memerlukan tindakan yang nyata
Kalau kita melihat pada ayat 19, jelas sekali bahwa goal dari Amanat Agung adalah menjadikan semua bangsa murid-Ku. Sebelum kita dapat menjadikan semua bangsa sebagai murid-Nya, kita harus mengambil suatu tindakan yang nyata, yaitu, menjadi saksi yang memberitakan kabar baik ini kepada orang lain. Jika kita tidak pernah mengambil tindakan untuk bersaksi, jangan berharap misi ini akan tercapai. Misi ini akan tercapai jika kita mengambil tindakan nyata untuk bersaksi mengenai kabar baik ini kepada orang lain yang belum kenal Tuhan secara pribadi.
malam misi international di APTS diberi tema :Mission cry (tangisan Misi): if not now, when? If not us, who? (jika bukan sekarang, kapan? Jika bukan kita, siapa?). Dengan kata lain, tema itu mengatakan: untuk menjadikan semua orang Indonesia menjadi milik Kristus, kita harus mengambil keputusan untuk menyampaikan kabar baik ini kepada orang - orang yang belum kenal Tuhan secara pribadi
mengambil tindakan bukan hanya berarti kita bersaksi dengan menggunakan kata - kata saja, tetapi kita juga dapat menggunakan gaya hidup sebagai alat untuk bersaksi. Kita dipanggil untuk bersaksi, yaitu dengan memperlihatkan gaya hidup Kristus dalam gaya hidup kita.
Di GSJA Cimahi, ada seorang wanita Tua yang bernama Ibu Yul (sekarang telah duduk dipangkuan Bapak di Surga). Ibu ini adalah ibu yang dipakai Tuhan untuk bersaksi kepada keluarga saya. Dia tinggal di tempat yang cukup jauh dari rumah saya, tetapi setiap sore hari dia selalu datang ke rumah saya dan bersaksi mengenai kristus). Selain itu, Gereja Cimahi mempunyai cabang SM dan POS PI di Gunung Bohong. Untuk pergi ke sana, bukanlah perjalanan yang mudah. Dia harus berjalan kaki selama kurang lebih 45 menit untuk sampai di tempat tersebut. Melalui pelayanannya, banyak orang dimenangkan bagi Tuhan. Bukan hanya itu saja, di gereja pusat dia selalu yang menghampiri jemaat baru. Jika dia bertemu dengan jemaat lain, dia selalu menanyakan keadaan mereka. Pada waktu dia meninggal dunia, semua orang yang hadir dalam acara pemakamannya merasa kehilangan yang sangat besar. Dia telah merancang sebuah baju untuk acara natal, namun dia belum sempat mengenakannya. Semua orang meminta penjahit untuk mengerjakan pakaian dengan cepat, karena banyak orang ingin memberikan penghargaan itu untuknya. Jemaat gereja mengenakan baju itu kepadanya sebagai tanda penghormatan terakhir yang dapat mereka berikan kepadanya. Kehilangan itu terasa ketika hari minggu tiba, jemaat tidak lagi melihat ada orang yang menghampiri jiwa baru. Tidak ada lagi orang yang selalu menanyakan bagaimana kabarmu? Tidak ada lagi orang yang selalu memberikan cium pipi kepada anak - anak yang pernah dididiknya? Sadarilah: Bersaksi menuntut suatu tindakan yang nyata
3. Dalam bersaksi, kita adalah patner kerja Allah (ayat 18 dan 20, Kisah para rasul 1:8)
Dalam teks - teks ini, kita menemukan bahwa kita adalah patner Allah. Allah tidak membiarkan kita sendiri untuk menjalankan proyek keselamatan ini.
ayat 18 mengatakan bahwa Dia yang memegang kekuasaan di surga dan di bumi.
Ayat 20 menyatakan bahwa Dia akan menyertai kita sampai kepada akhir zaman.
Kisah Para Rasul 1: 8 mengatakan bahwa Orang percaya akan menerima kuasa kalau Roh Kudus turun di atas kita.
Ibrani 2: 3- 4 (walaupun konteksnya berbeda, Namun di sana tersirat bahwa Allah turut bekerja untuk membantu para rekan-rekannya agar rekan - rekannya dapat menyelesaikan proyek ini. jadi saudara ketahuilah bahwa kita tidak sendiri dalam menyelesaikan proyek keselamatan ini, karena Allah bekerja bersama - sama dengan kita.
Bersaksi adalah soal kerja sama kita dengan Allah
Bersaksi adalah soal kita dimampukan oleh Allah
Bersaksi bukan sekedar soal kecakapan kita sendiri, melainkan kecakapan yang berdasarkan kesediaan kita dipakai oleh Tuhan.
Jadi mari kita menjadi pelaku - pelaku dari proyek keselamatan ini. kita akan menjadi agent - agent dari proyek ini kalau kita mengambil tindakan untuk menyampaikan kabar baik ini kepada orang - orang yang belum pernah mendengarnya.