Sabtu, 06 Desember 2008

Jago Kandang dan Jago di Luar kandang



(Mazmur 121)
Pendahuluan:
Saya tinggal di Desa Cimareme. Di Desa itu, ada semua desa yang diberi nama, Cikandang. Kenapa mereka diberi nama Cikandang? (tanyakan ini kepada mereka). Mereka diberi nama Desa Cikandang bukan karena banyak kandang di sana, tetapi karena penduduk desa itu hanya berani melawan dan berkelahi di tempat mereka. Ketika mereka di luar desa mereka, mereka kehilangan keberanian mereka.
Bahkan saya pernah mendengar dari mahasiswa sekolah theology yang membuat sindiran dari lagu rohani, yang berbunyi: Allah dahsyat di tempat kudusnya!!!!. Mahasiswa ini berkata seperti ini, lagu ini menyatakan bahwa Allah kita itu adalah Allah yang jago kandang.
Kita seringkali juga mendengar bahwa orang Kristen adalah orang yang jago kandang, karena mereka begitu bergairah di dalam gereja. Namun, ketika mereka berada di luar gereja, mereka tidak berdaya sama sekali. Kegairahan yang nampak di dalam gereja, dalam sekejap mata hilang ketika mereka berada di luar gereja. Bukankah kita seringkali mengalami hal serupa di dalam kehidupan kita ini?
Kalimat pernyataan: Orang Kristen adalah jago kandang dan jago di luar kandang.
Kalimat pertanyaan: kenapa Orang Kristen adalah jago kandang dan jago di luar kandang?

Latar belakang mazmur 121: Mazmur ini adalah mazmur Ziarah. Bangsa Israel yang tinggal di mana saja, pasti akan mengadakan perjalanan naik haji ke Tanah Perjanjian mereka. Mereka menyanyikan mazmur ini ketika mereka hendak pulang kembali ke tempat mereka masing-masing. Selain itu, mereka akan segera kembali melakukan aktivitas mereka seperti biasanya. (mungkin mereka adalah petani, dosen, mahasiswa, pengusaha, dll). Sebelum mereka pulang, mereka ketakutan karena mereka akan melewati padang gurun. Mereka melakukan perjalan ini dengan kendaran sederhana seperti unta atau bahkan mereka berjalan kaki. Cuaca yang panas pada siang hari dan cuaca yang dingin pada malam hari juga merupakan masalah yang harus mereka hadapi. Oleh karena perubahan cuaca yang sangat tinggi itu, mereka mudah merasa haus, lapar dan mudah terjangkit penyakit. Kendala/masalah mereka bukan hanya itu, pada malam hari saat mereka berkemah ada ketakutan akan perampok. Mungkin juga binatang-binatang buas telah siap untuk mengintai dan memangsa mereka. Bukankah kita juga sering mengalami hal yang sama. Ketika kita berada di gereja, kita dapat berloncat-loncat, menari-nari, dan bergojet. Namun saat ibadah selesai, kita seperti menjadi lemah lunglai, karena kita menjadi takut dan gentar untuk melakukan aktivitas kita. Mungkin setelah kita selesai ibadah, kita langsung teringat dengan masalah I.P. kita yang kurang. Kita mengingat masalah di asrama, di rumah, dll. Kita sepertinya tidak berani menjalani hidup ini.

Allah kita adalah bodyguard kita (ayat 1 - 2).
Kita melihat peziarah mencari sumber pertolongan. Peziarah tidak mencari pertolongan dari gunung-gunung itu sendiri, tetapi dia mencari pertolongan dari pencipta gunung-gunung itu. Dia mencari sumber pertolongan, yang tidak lain adalah Allah itu sendiri. Dialah Allah yang memperhatikan umat-Nya dan menjaga mereka dari mara bahaya.
Ilustrasi: saudara pernah melihat film bodyguard from Beijing. Dimana sang bodyguard mencoba menjagai dan melindungi seseorang yang menyewanya. Dia menggunakan segala peralatan yang sangat muktahir/maju. Bodyguard ini rela tidur di depan pintu hanya untuk menjagai orang itu. dia juga rela mencobai makan yang disediakan untuk orang yang dijagainya. Dia juga mencoba berada di antara orang itu dengan semua bahaya mengancamnya.
Mazmur 121 menggambarkan dengan jelas peran Allah seperti bodyguard bagi orang yang percaya kepada-Nya. Mazmur ini juga menunjukkan betapa setianya dia memenuhi peran itu.
Mungkin sekali, kita memasuki tahun ini dengan ketakutan yang luar biasa. Mungkin Kita takut ketika kita menerima I.P. kita menjadi takut ketika
Dia adalah Allah yang tinggal dekat dengan kita dalam setiap langkah perjalanan kita (3-5).

Mazmur ini menggambarkan bahwa Allah tidak hanya menjaga kita dari jauh, seperti seorang polisi yang akan datang ketika kita menelopennya. Dia berdiri dekat pada setiap saat, dia siap untuk memberikan tangannya untuk menolong kita. Orang-orang seringkali berpikir bahwa Dia hanya Allah berada jauh atau tinggal jauh dari kita. Allah yang tinggal di luar angkasa jauh dari galaksi kita. Memang hal itu benar, namun Mazmur ini mengajarkan kita juga bahwa Allah yang jauh dari kita juga adalah Allah yang berada di sisi kita.
Dia bukan saja Allah yang dekat dengan kita, Mazmur ini juga menggambarkan Allah seperti seorang penjaga malam yang tidak pernah meninggal tempat jaganya, tidak pernah istirahat, penjaga yang tidak lalai menjalankan semua tugas-tugasnya.
Bayangkan pengalaman Bangsa Israel yang tengah berkemah di padang gurun pada malam hari. Mungkin mereka akan bertemu dengan binatang buas. Mungkin mereka juga akan bertemu dengan kelompok perampok. Siapa yang akan menolong mereka? Peziarah ini menyatakan bahwa Allahlah yang dekat dengan mereka adalah Allah yang selalu memperhatikan mereka dan melindungi mereka dari mara bahaya yang telah menanti mereka.
Ayat 6 juga menekan tindakan pemeliharaannya kepada umat-Nya. orang yang melakukan perjalanan di padang gurun pada waktu siang maupun malam akan menghadapi bahaya alam yang dashyat. Kematian karena sinar matahari yang begitu terik adalah bahaya yang paling banyak dijumpai. Mereka juga dapat mengalami kebutaan dan mudah marah karena panasnya sinar matahari. Mereka juga dapat mengalami kematian karena kehausan. Cuaca malam yang begitu dingin juga mendatang ketakutan yang luar biasa, karena dapat mendatangkan kegilaan. Walaupun dalam keadaan terancam yang luar biasa seperti itu, Si Peziarah ini menggambarkan bagaimana sempurnanya pertolongan Tuhan baginya.
Banyak bahaya dalam perjalanan kehidupan di tahun yang baru saja kita mulai. Kita tidak akan dapat melarikan diri dari masalah itu dan kita juga tidak akan membiarkan masalah-masalah itu mengoyahkan kita bahkan menghancurkan kita, karena kita tahu bahwa kita bukanlah tidak dilindungi. Kita mempunyai seorang bodyguard, Allah yang selalu dekat dengan kita, Allah juga siap menjulurkan tangan-Nya untuk menolongnya. Jadi betapapun beratnya perjuangan perjalanan iman kita, jangan takut, karena Dia selalu memperhatikan kita. Kita bukan hanya jago kandang, tetapi juga jago di luar kandang, karena kita punya divine bodyguard.

Dia menyediakan suatu janji: penjaga kita akan memperhatikan kita sampai kepada akhir dari perjalanan hidup kita.
Kita tidak akan takut mengenai permasalahan yang besar, jika kita dapat percaya bahwa Allah bersama kita dan akan melihat kita hingga selesai.
Ilustrasi:
Presiden Amerika Abraham Lincoln mengunjungi sebuah rumah sakit militer. Dia mendekati seorang tentara yang hampir meninggal. Tentara ini tidak mengenali presidentnya. Presidentnya berkata "apa yang dapat saya lakukan untukmu? Tentara ini menjawab "saya akan bersukacita jika kamu mau menuliskan kata-kata saya untuk orangtua saya." Kemudian tentara mendiktekan kata demi kata dan Abraham Lincoln menuliskannya pada sebuah kertas. Setelah itu, tentara ini meminta Abraham Lincoln untuk menanda tangani surat itu, sehingga orangtua saya akan tahu betapa baiknya anda. President menanda tangani surat itu. Setelah tentara melihat surat yang telah ditanda tangani oleh president, dia kaget dan berkata "dia tidak tahu jika saya sedang berhadapan dengan president." Kemudian president ini kembali bertanya, "apa yang dapat saya Bantu lagi?" tentara yang hampir meninggal merasa malu dan berdiam sejenak, kemudian berkata "kematian saya akan lebih mudah jika anda hendak menemani saya dan melihat saya melaluinya. Abraham Lincoln menempati janjinya. Jam sebelas datang, jam dua belas lewat, jam satu terlalui, jam dua datang, dan pada jam tiga petang, prajurit itu meninggal dunia. President dengan gentlenya, menutupkan mata sang prajurit, dan melipatkan tangannya pada jantungnya. Dengan muka yang tertunduk, dia meninggalkan ruangan itu. Dia telah menepati janjinya. Dia telah tinggal di sisi tentara itu. Dia juga telah melihatnya melalui saat terakhir.
Allah kita adalah Bodyguard ilahi yang tinggal dekat dengan peziarah-peziarah iman dan tidak pernah tertidur, yang menjaga kita dari setiap bahaya. Allah inilah yang telah memberikan kata-kata-Nya bahwa Dia akan melihat kita hingga akhir perjalanan hidup kita. Dia akan bersama dengan kita ketika malam datang dan ketika kita berjalan di dalam kegelapan malam. Dia akan berada di sana untuk bertemu dengan kita ketika sinar pagi tidak terbit.
Jadi orang Kristen bukan hanya jago kandang, tetapi juga jago luar kandang.

Tidak ada komentar: